Greta Marah, Dunia Kaget—Lalu Diam Saat Ribuan Perempuan Gaza Menjerit dalam Sunyi

Ilustrasi Greta Thunberg (Pic: Meta AI)

Dunia mencibir perempuan yang marah,

tapi tak pernah dengar tangis mereka yang tinggal di reruntuhan sejarah


Ketika Donald Trump menyebut Greta Thunberg sebagai “wanita muda pemarah yang butuh bantuan psikologis,” ia menyingkirkan makna sebenarnya dari kemarahan: kemarahan moral


Bukan karena lemah, tetapi karena tidak ingin tinggal diam melihat dunia yang gagal bertindak.



Kemarahan sebagai reaksi sehat terhadap ketidakadilan


Greta, perempuan muda dari Swedia, hanya mendengar kabar dan melihat gambar—namun itu cukup membuatnya marah. 


Maka bagaimana dengan perempuan Gaza yang mengalami sendiri pemboman, kehilangan anak, kehilangan rumah, kehilangan suami, dan hidup tanpa jaminan hari esok?



Studi trauma pada perempuan di zona perang


Penelitian dalam The Lancet Global Health (2023) menunjukkan bahwa perempuan yang hidup dalam zona konflik berkepanjangan mengalami tekanan psikologis berat, termasuk PTSD, depresi, dan bahkan gangguan identitas. 


Namun, dalam kasus Palestina, tingkat bunuh diri tetap rendah—menunjukkan daya tahan spiritual dan iman yang luar biasa sebagai bentuk resistensi.



Jika Greta saja marah…


Greta menyuarakan keprihatinannya terhadap Gaza dari jarak ribuan kilometer. 


Lalu apakah perempuan Gaza tidak pantas marah? Atau dunia memang lebih nyaman melihat mereka tetap sunyi, tetap tersenyum di balik puing, supaya narasi “korban yang sabar” tetap bisa dijual?



Trump boleh mengejek kemarahan Greta. Tapi sejarah akan mencatat: Greta marah karena ia masih punya nurani.


Dan kalau Greta tinggal di Gaza? Barangkali kemarahannya sudah menjadi teriakan dunia.


Tapi yang jauh lebih getir: wanita-wanita Gaza yang tak sempat marah—karena mereka sudah lebih dulu kehilangan segalanya.



Dunia mencibir perempuan yang marah,

tapi tak pernah dengar tangis mereka yang tinggal di reruntuhan sejarah









Referensi 

1. Thunberg, G. (2024). Statement on Gaza and global complicity in genocide. GretaThunberg.org. Retrieved from https://gretathunberg.org

2. The Lancet Global Health. (2023). Mental health impacts of war on women in conflict zones: Evidence from Palestine, Syria, and Yemen. The Lancet Global Health, 11(5), e689–e702. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(23)00108-4

3. UN Women. (2024). Women and girls in Gaza: The silent victims of war. Retrieved from https://www.unwomen.org

4. Amnesty International. (2023). Gaza: Women’s lives shattered under Israeli siege. Retrieved from https://www.amnesty.org

5. BBC News. (2025, June 9). Donald Trump mocks Greta Thunberg’s Gaza statement. Retrieved from https://www.bbc.com/news

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?