Dunia Tegang & PBB Emosional di Tengah Krisis Nuklir
![]() |
Ilustrasi sidang Dewan Keamanan PBB (Vid: Meta AI) |
PBB & Rusia–China–Pakistan tampil sebagai pihak emosional sekaligus kritis—menuntut restraint, meskipun tanpa kekuatan hukum kuat
Pada 22–23 Juni, AS mengerahkan bomber B‑2 dan bom bunker‑buster ke situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan—yang disebut sebagai “operasi paling luas sejak 1979”.
Trump menyebut serangan itu “sangat sukses,” sementara Iran menanggapi dengan rudal ke Tel Aviv dan ancaman menutup Selat Hormuz.
“UN Emosi” — Reaksi Dewan Keamanan
Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat. Rusia, China, dan Pakistan mendesak gencatan senjata segera, menyebut serangan sebagai “belok ke arah berbahaya” dan mengancam stabilitas global.
Sekjen Guterres menyatakan: “Kita harus bertindak segera dan tegas untuk menghentikan pertempuran”.
Risiko Radiasi & Penilaian IAEA
IAEA mengonfirmasi belum ada lonjakan radiasi, namun belum bisa menilai kerusakan dalam fasilitas bawah tanah itu.
Kekhawatiran akut: potensi kebocoran bila operasi berlanjut dan penghancuran zona nuklir yang tak mudah dikendalikan.
Dampak Pasar Energi & Keuangan
Harga minyak Brent mencapai US$ 80,28—level tertinggi sejak Januari—akibat ancaman terhadap Selat Hormuz 25% penyaluran migas global.
Saham Asia turun, dolar & emas naik, mencerminkan ketakutan investor terhadap konflik eskalatif.
Geopolitik & Tekanan Diplomatik
China menyatakan serangan AS merusak kredibilitas global Amerika dan menyeru semua pihak bertindak hati-hati.
Iran menghentikan semua jalur diplomasi dan menyatakan aksi militer serta politis, termasuk potensi penutupan Selat Hormuz.
Taktik Strategis & Gambaran Global
1. AS dan Israel berdalih pragmatis—“mencegah nuklir,” tapi beresiko memicu konflik regional nuklir.
2. PBB & Rusia–China–Pakistan tampil sebagai pihak emosional sekaligus kritis—menuntut restraint, meskipun tanpa kekuatan hukum kuat.
3. Iran memegang dilema: balas agresif akan merusak kalkulasi ekonomi, tapi diam bisa berarti menyerah.
Referensi
- Reuters, 22 Juni 2025 – Iran kemungkinan akan membalas setelah situs nuklirnya diserang AS.
- The Guardian, 22 Juni 2025 – Menlu Iran bertemu Putin usai serangan udara AS.
- Reuters, 22 Juni 2025 – China kritik AS atas serangan ke Iran, sebut merusak kredibilitas global.
- Economic Times, 22 Juni 2025 – Sekjen PBB desak gencatan senjata usai AS bom fasilitas nuklir Iran.
Komentar
Posting Komentar