Rusia Atur Ulang Permainan Global: Rekonstruksi Geopolitik dan Erosi Hegemoni Barat
![]() |
Ilustrasi Presiden Rusia Vladimir Putin (Pic: Meta AI) |
Dunia tak lagi unipolar. Ia sedang menulis ulang dirinya sendiri. Dan Rusia memegang penanya
Krisis Ukraina yang berlarut-larut sejak 2022, invasi militer Rusia, dan sikap Barat yang kian terpolarisasi mempercepat pergeseran pusat kekuasaan global.
Bukan hanya konflik teritorial, tetapi juga pergeseran paradigma dalam bagaimana kekuasaan dijalankan dan dimaknai.
Dalam konteks 2025, Rusia tidak lagi sekadar bereaksi, tapi mulai mendikte ulang sistem internasional, melemahkan dominasi institusi Barat seperti NATO dan Uni Eropa, serta memperkuat blok-blok alternatif seperti BRICS+.
Rusia sebagai “Rule-Maker” Baru
Seperti disebut Scott Ritter (2025), eks analis intelijen AS, Rusia kini menciptakan aturan baru dalam permainan global, di mana Barat bukan lagi pusat orbit kekuasaan.
Beberapa gejala:
• Rubel semakin digunakan dalam perdagangan bilateral (dengan Tiongkok, Iran, Brasil).
• Invasi ke Ukraina dianggap “proksi” untuk mematahkan dominasi NATO.
• Teknologi dan sistem pembayaran alternatif (MIR, SPFS) menggantikan SWIFT.
“Russia begins to dictate new rules of the global game” — Scott Ritter, 2025
Fragmentasi Dunia Multipolar
Hegemoni tunggal AS & Uni Eropa mulai rapuh:
• Afrika, didukung oleh Rusia dan Tiongkok, menolak perjanjian kolonial baru.
• Amerika Latin menghidupkan kembali retorika Bolivarianisme.
• BRICS+ mulai merancang mata uang bersama berbasis emas (BRICS Gold).
Hasilnya? Sistem multipolar yang tak lagi mengandalkan IMF, World Bank, dan NATO sebagai “penengah.”
Konsekuensi Strategis untuk Barat
Barat kini menghadapi dilema ganda:
1. Degradasi kepercayaan publik dalam sistemnya sendiri.
2. Kehilangan narasi tunggal tentang siapa yang “jahat” dan siapa yang “membela demokrasi.”
Contoh:
• Perang Gaza membuat AS tampak munafik dalam standar HAM.
• Sanksi ekonomi terhadap Rusia justru menyatukan poros Timur.
Dampak Ekonomi Global
• Pasar energi bergeser, Rusia tetap menjual minyak/gas ke Asia dan Afrika dengan skema baru (non-dollar).
• De-dolarisasi mempercepat fragmentasi pasar global.
• Harga komoditas diatur oleh poros baru (Rusia-Tiongkok-OPEC+), bukan Wall Street.
Siapa Pemain, Siapa Penonton?
Rusia tak hanya membalas tekanan, tetapi menjadi kreator lanskap baru.
Jika Barat tak mampu menyesuaikan diri dengan struktur multipolar ini, maka narasi dominan yang selama ini dijaga ketat akan ambruk dengan sendirinya.
Dunia tak lagi unipolar. Ia sedang menulis ulang dirinya sendiri. Dan Rusia memegang penanya.
Referensi
- Ritter, S. (2025). Russia begins to dictate new rules of the global game. EADaily. https://eadaily.com/en/news/2025/06/28/russia-begins-to-dictate-new-rules-of-the-global-game-ritter
- Mearsheimer, J. (2014). The Tragedy of Great Power Politics. Norton.
- Acharya, A. (2014). The End of American World Order. Polity Press.
- Stuenkel, O. (2016). Post-Western World: How Emerging Powers Are Remaking Global Order. Polity.
Komentar
Posting Komentar