Bilderberg 2025 & Otoritarian Axis: AI, Energi, dan Polarisasi Dunia Bertabrakan

Ilustrasi AI dalam polarisasi dunia (Pic: Meta AI)


Jika dunia tidak membangun kerangka etika global untuk AI, maka teknologi akan mempercepat perang, bukan mencegahnya



Pertemuan tahunan Bilderberg ke‑71 yang digelar di Stockholm, Swedia, pada Juni 2025 berlangsung di tengah krisis multilapis:

• Genosida di Palestina

• Ketegangan AS–China

• Kebangkitan poros otoritarian (RRC, Rusia, Iran, Korut)

• Disrupsi besar teknologi dan energi


Bilderberg tidak memutuskan kebijakan, tapi menjadi tempat elite global (pebisnis, ilmuwan, militer, politikus) membentuk peta kekhawatiran dan arah geopolitik.



Otoritarian Axis: Poros Dunia Tanpa Transparansi


Apa itu “Otoritarian Axis”?


Merujuk pada negara-negara seperti:

• China (dengan ekspansi global dan kontrol digital total)

• Rusia (invasi militer dan propaganda cyber)

• Iran (aliansi militan dan AI religi-militer)

• Korea Utara (AI militer + peluru kendali hipersonik)


Negara-negara ini memiliki kesamaan:

• Pemerintahan sentralistik/otoriter

• Sensor tinggi

• Ambisi teknologi militer yang tak transparan


Ancaman utama:

• Membentuk blok global alternatif terhadap dominasi Barat (G7–NATO)

• Menggunakan AI dan energi untuk memperkuat pengaruh global tanpa pertanggungjawaban hak asasi



Perlombaan Teknologi AI: Dari Otak Buatan Menuju Peluru Kendali


AI Sebagai Senjata Militer Strategis:


Contoh aktual:

• AI Target Recognition: drone otonom yang bisa memilih dan membunuh target tanpa kendali manusia (Rusia & Israel sedang mengembangkan ini).

• AI Cyberwarfare: AI yang bisa melakukan serangan siber, seperti menghancurkan infrastruktur air atau jaringan listrik musuh.

• Predictive War Modeling: AI yang memetakan peluang kemenangan perang dan membuat keputusan logistik militer secara real time.


Kekhawatiran Bilderberg: Jika negara otoriter punya AI militer tanpa etika, maka AI bukan hanya alat bantu, tapi pengganti manusia dalam membunuh.



Energi sebagai Geopolitik Baru


Dua isu besar diangkat:


- Kepemilikan Lithium & Rare Earths

China menguasai 60% pasokan global, dan digunakan dalam baterai kendaraan listrik dan chip AI.


- Teknologi Fusion & Hydrogen

Negara-negara elite berebut paten dan investasi teknologi energi masa depan, yang jika dikuasai, bisa menggantikan dominasi minyak bumi.


Energi bukan lagi soal cadangan minyak, tapi soal siapa mengendalikan energi cerdas dan bersih untuk 50 tahun ke depan.



Pemisahan Teknologi Barat–China (Tech Decoupling)


Barat (AS–Uni Eropa) mulai:

• Melarang ekspor chip canggih ke China

• Membatasi kerja sama universitas dan riset AI

• Membentuk rantai pasokan baru yang tidak bergantung ke Beijing


Tujuan:

• Mencegah China menggunakan teknologi Barat untuk memperkuat AI militer

• Mengurangi ketergantungan global terhadap manufaktur China


China membalas dengan menciptakan teknologi “kemandirian digital” — chip, OS, AI, dan infrastruktur cloud mereka sendiri.



Dunia Terbelah oleh Teknologi dan Kekuasaan


Bilderberg 2025 memberi peringatan: “AI dan energi bukan lagi soal inovasi, tapi soal dominasi.”


Jika dunia tidak membangun kerangka etika global untuk AI, maka teknologi akan mempercepat perang, bukan mencegahnya.



Dan jika cinta manusia bisa disimulasikan oleh AI tanpa jiwa,maka…siapa yang bisa menjamin bahwa “kemanusiaan” masih tersisa dalam peradaban besok?










Referensi

  • The Guardian. (2025, June 15). China haunts Bilderberg talks as usual suspects plot world domination. In The Guardian. https://www.theguardian.com/world/2025/jun/15/bilderberg-hroup  
  • Reuters. (2025, June 12). Bilderberg group meets in Sweden amid US–Europe tensions. Reuters.  
  • Wikipedia. (2025). 2025 Bilderberg Conference. Retrieved June 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/2025_Bilderberg_Conference  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Deep Learning: AI, Metode Abdul Mu'ti, dan Kurikulum Merdeka di Era Modern

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd