Neo-Kolonialisme Digital: Israel sebagai Benteng Modern Kekuasaan Kulit Putih di Timur Tengah

  

Ilustrasi kolonialisme digital (Vid: Meta AI)

Israel telah menciptakan kolonialisme digital, bukan untuk kemajuan Palestina, tapi demi kontrol. Teknologi yang menjadi fondasi digitalnya juga menjadi alat penjajahan global


Electronic Colonialism (Schiller, 1976) yaitu ketika  negara kaya mendominasi negara Dunia Ketiga melalui infrastruktur komunikasi – bukan lewat senjata, tapi lewat teknologi.


Digital Colonialism Israel di Palestina adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk memperluas kontrol: 5G, satelit, AI, sistem pengenalan wajah, dan jaringan surveilans di Gaza & Tepi Barat.



Teknologi sebagai Alat Penjajahan Terbaru


Penguasa Survelians Digital


Unit 8200 dan NSO Group menghasilkan teknologi seperti Pegasus yang memantau lawan—menalarmir aktivitas, memblokir suara kritis, bahkan memengaruhi opini global .


Kontrol Infrastruktur Palestina


Setelah “disengagement” tahun 2005, Israel tetap mengontrol frekuensi dan akses internet—PA hanya jadi pengguna, bukan pengelola.



Gaza: Penjara Digital & Real


Gaza sebagai “High-Tech Enclave”


Gaza adalah eksperimen teknologi kontrol—CCTV, drone, pagar elektronik, radar, alat pemecah kerumunan—yang menguji sistem sebelum dipasarkan secara global.


Hilangnya Ruang Digital Bebas


Censorship platform (Meta, Twitter), sistem jamming, dan pelarangan jaringan independen mengubah ruang digital menjadi zona yang diawasi.



Ekspansi Global Teknologi Militer Digital


Ekspor Surveillance Tech


Israel menjual sistem pengawasan ke negara lain, dari Myanmar hingga India—menjadikannya benteng neo-kolonialisme digital.


Inisiatif Komersial–Militer


Start-up seperti AnyVision, Blue Wolf App, NSO Group bersanding dengan Google Cloud (Project Nimbus) mendukung kontrol canggih di Palestina.



Dampak dan Respon Palestina


Kekhawatiran terhadap privasi & kebebasan digital


Aktivis dan warga dibungkam, penangkapan massal dilakukan hanya karena postingan di media sosial .


Perlawanan Digital


Aktivisme online via 7amleh, AccessNow, Coding Resistance menawarkan strategi enkripsi, platform alternatif, dan kampanye global melawan sensor  



Israel telah menciptakan kolonialisme digital, bukan untuk kemajuan Palestina, tapi demi kontrol. 


Teknologi yang menjadi fondasi digitalnya juga menjadi alat penjajahan global


Meski sistem mengawasi, cinta dan perlawanan digital tetap ditemukan—dalam tulisan, voice note, dan kreativitas tanpa sensor.








Referensi

  • Schiller, H. M. (1976). Communication and Cultural Domination.
  • Tawil-Souri, H. (2012). Digital Occupation: Gaza’s High‑Tech EnclosureJournal of Palestine Studies, 41(2).   
  • Shtaya, M. (2022). Nowhere to Hide: The Impact of Israel’s Digital Surveillance Regime on PalestiniansMiddle East Institute.  
  • various. (2025). Social media censorship & Meta’s biasTehran Times.  
  • Eastern Herald. (2025, June 9). Zionist AI empire: how Israel weaponized surveillance.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?