Ini Kisahku (6) Three Masmeong yang Terkubur

Nting dan Ntang (pic: rita mf jannah)

Hari ke hari kujalani, merawat dan membesarkan Three Masmeong menjadi rutinitas yang sangat menyenangkan. Mengamati dan mengikuti pertumbuhan mereka, terutama Nting dan Ntang yang seperti pinang dibelah dua, bila tidak pernah bertemu mereka, sepintas pasti akan terkecoh, sebab mereka benar-benar identik satu dengan lainnya.


Memang serba salah jika memiliki tetangga yang tidak menyukai kucing, namun akan lebih salah lagi bila memiliki tetangga yang hanya pura-pura suka kucing. Selain salah, bisa juga sangat berbahaya.


Saat itu aku mendadak harus terbang ke NewZealand untuk suatu urusan mendadak, mau tak mau aku harus meninggalkan three meongku hanya bersama asistan rumah tanggaku.


Seminggu urusan pentingku selesai, aku balik ke rumahku, senang bakalan ketemu dengan three meongku lagi, dengan segebok oleh-oleh kalung kucing tradisionil ala suku Maori.


Tapi betapa kagetnya saat sampai di rumah, karena asistanku mengatakan Nting dan Ntang telah tiada, dunia terasa tak berpijak lagi, namun aku tetap rasionil mengusutnya, rupanya tetanggaku suami istri yang telah lama menikah tapi tak dikaruniai anak, pernah memberikan sesuatu pada three masmeong saat aku bepergian.


Iyem demikian nama assistanku menceritakan kronologisnya, saat itu ia membuang sampah keluar rumah, lupa mengunci pintu rumah, akibatnya three masmeong keluyuran keluar rumah, Iyem langsung masuk rumah tanpa tahu perginya para meong, setelah itu ia sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya.


Dia baru sadar kalau three masmeongku ada di luar saat dia melihat dari balik kaca rumah, saat tetanggaku yang suami istri memberikan sesuatu, segera Iyem mengambil para kucing, namun mereka sempat mencernanya, kecuali si Ntong yang belum sempat menyentuhnya.


Dua hari kemudian mendadak Ntang disusul Nting kejang-kejang setelah sebelumnya lesu dan tidak mau makan, namun Iyem yang begitu polos tak menyadari terjadinya sesuatu pada mereka, begitu kehilangan nyawa, dia langsung mengubur tanpa berani menelponku karena khawatir mengganggu konsentrasi bisnisku.


Setelah kuburan Ntang dan Nting dibongkar, kemudian dilakukan otopsi, ternyata memang terdapat kandungan arsenik pada saluran pencernaan mereka, kasus hukum pun berlanjut.


Memang suami istri tetanggaku yang kukira baik dan menyayangi kucing-kucingku, ternyata selama sekian waktu berpura-pura saja, cerita sesungguhnya mereka sangat antipati kucing, sebab dalam pikiran sang suami, kemandulan istrinya akibat virus toksoplasma bawaan kucing, entah darimana pemikiran mereka, sebab selama ini kucing-kucingku tidak pernah keluar rumah, pintu kutatap rapat, bahkan bisa dkatakan kucing-kucing itu hampir menghabiskan waktunya selama 24 jam di dalam rumah, dan anehnya lagi suami istri itu sepanjang hidupnya pun tak pernah memelihara kucing karena kebenciannya, jadi alasan darimana mereka menyalahkan kucing?


Memang bukti arsenik cukup menjerat mereka, tapi KUHP di Indonesia terhadap penganiayaan hewan tidak sedemikian berat, jadi tanpa menyalahkan hukum, toh aku kembalikan semua pada Tuhan yang Maha adil.


Kini, tinggal si Ntong yang tersisa dari kenangan three masmeongku.

(Bersambung)



 

Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Cinta di Balik Kegelapan (1)

Yang Tersisa dari Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI: Pembawa Baki Bendera yang Terganti