Vitiligo, Si Putih Mirip Panu Tapi Tak Menular

Kondisi Vitiligo (pic: pinterest.com)

Vitiligo terjadi saat pigmen melanin warna kulit, rambut, dan mata yang diproduksi sel melanosit rusak dan berhenti berfungsi


Pernah melihat bercak kulit putih yang tidak rata di kulit Anda tetapi bukan panu? Siapa tahu itu vitiligo!


Vitiligo adalah suatu keadaan yang menyebabkan memudar atau hilangnya warna kulit di bagian tubuh mana pun. dengan area bertambah lebar seiring waktu.


Area yang biasanya terkena vitiligo selain kulit, adalah rambut (termasuk alis dan bulu mata), bagian dalam mulut dan hidung, serta retina.


Hal tersebut terjadi karena warna kulit, rambut, dan mata berasal dari pigmen melanin yang diproduksi oleh sel melanosit rusak atau berhenti berfungsi, maka terjadilah vitiligo.


Vitiligo dapat memengaruhi orang-orang dari semua jenis kulit, tetapi memang lebih terlihat pada orang dengan kulit yang lebih gelap.



Vitiligo tidak menular


Meskipun tidak berbahaya ataupun menular, tapi kondisi ini bisa membuat ketidaknyamanan hingga stres, karena tekanan sosial atau psikologis dalam penampilan, untuk itu diperlukan dukungan kuat dari lingkungan sekitarnya untuk meminimalisir tingkat stres.


Kondisi yang menyertai vitiligo biasanya adalah sunburn (kulit terbakar) masalah penglihatan, dan kehilangan pendengaran.


Tidak diketahui persis mengapa sel pigmen (melanosit) mati atau berhenti memproduksi melanin dalam vitiligo.



Penyebab Vitiligo


Beberapa hal yang dimungkinkan sebagai penyebab vitiligo antara lain:


Gangguan sistem kekebalan (kondisi autoimun)


Para ilmuwan percaya bahwa autoimun berperan dalam vitiligo, sebab sistem kekebalan keliru mengidentifikasi bagian tubuh (dalam hal ini sel yang disebut melanosit) sebagai benda asing dan mulai menyerangnya.


Itulah kenapa orang dengan penyakit autoimun lainnya, khususnya penyakit Hashimoto (yang memengaruhi kelenjar tiroid) dan alopecia (yang membuat rambut rontok), lebih mungkin terkena vitiligo juga.


Para ahli mengemukakan bahwa jenis vitiligo yang terkait dengan autoimun adalah vitiligo non-segmental, yang hanya merusak melanosit di satu sisi tubuh.


Kaitan antara vitiligo dan gangguan autoimun lainnya hanyalah sebuah hubungan, bukan penyebab, sehingga pengobatan untuk penyakit autoimun lainnya biasanya tidak membantu kondisi vitiligo.


Keturunan


Meskipun dapat diturunkan dalam keluarga, namun tidak sering, sebab pada sebagian besar kasus vitiligo, tidak ada riwayat keluarga.


Sehingga tidak mudah untuk memprediksi apakah seseorang akan mengembangkan vitiligo atau tidak berdasarkan anggota keluarga dengan kondisi tersebut.


Namun, penyakit autoimun secara umum tampaknya memiliki komponen genetik yang andil menjadi penyebab vitiligo.


Trauma fisik


Trauma fisik atau tekanan pada kulit, seperti sengatan matahari atau paparan bahan kimia industri tampaknya memicu vitiligo, atau setidaknya mendahuluinya, sebab vitiligo biasanya muncul di tempat yang pernah mengalami cedera.


Stres emosional


Meskipun kurang dapat dipahami, tetapi stres fisik dan tekanan psikologis tampaknya ikut berperan dalam memperparah vitiligo, seperti yang juga terjadi pada banyak kondisi kulit lainnya.


Stres oksidatif


Dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.


Ketidakseimbangan tersebut bisa disebabkan oleh paparan sinar UV, polutan, atau faktor lingkungan lainnya.


Meskipun semua orang mengalami stres oksidatif di kulit, tetapi mereka yang menderita vitiligo jauh lebih rentan terhadap stres oksidatif.



Sumber : Kompas, Health, Mayo City

Comments