Ini Kisahku (7) Three Musketeers berakhir

Ntong saat ditangani di ruang emergency (pic: rita mf jannah) 

Dan Ntongpun tumbuh bertambah besar, lucu, dan menggemaskan. Meskipun tanpa saudara-saudaranya, ia tidak terlalu kesepian karena masih ada Tokex.


Beberapa tahun semenjak kepergian Nting dan Ntang, Three musketeer masmeongku terakhir si Ntong menurun kondisi kesehatannya, ia yang semula gemuk menggemaskan tiba-tiba menurun drastis berat badannya, tak memiliki nafsu makan seperti biasanya.


Dokter mendiagnosa Ntong gagal ginjal dan harus segera dioperasi secepatnya, namun masih ada waktu seminggu untuk mempersiapkannya. Penanganan pertama yang dilakukan adalah mengeluarkan air seni Ntong karena testisnya membengkak akibat pengkristalan di ginjal.


Setelah pengeluaran air seni, Ntong terlihat agak sehat, karena pasien dokter terlalu banyak, terpaksa Ntong rawat jalan, kembali ke rumah dengan membawa banyak obat-obatan oral sambil menunggu hari H menjelang operasi.


Saat di rumah Ntong sudah mulai ceria dan minum sangat banyak, hanya saja makan hanya sedikit, dan itupun harus disuapi. Namun hari kedua nafsu makannya mulai membaik.


Seminggu menjelang operasi bagiku terlalu lama, tapi karena perjanjian dengan dokter seminggu, aku deg-degan menunggu sambil berdoa agar ada keajaiban dari Tuhan, sehingga Ntong tak perlu operasi dan sehat kembali seperti biasa.


Hari ketiga Ntong menunjukkan tanda-tanda gelisah, tak mau makan minum lagi, dan tiba-tiba tak sadarkan diri.

Secepat kilat segera dilarikan ke Emergency ruang gawat darurat hewan, dengan dokter dan tim medis yang berbeda dari sebelumnya, menyarankan agar hari itu juga Ntong harus segera dioperasi sebab keadaan sudah gawat, malah seharusnya jauh-jauh hari sebelumnya.


Bingung campur kaget, kok bisa sesama dokter tapi diagnosa dan tindakannya berbeda, sedikit menyesali hari, tahu begitu mending beberapa hari sebelumnya langsung dibawa ke rumah sakit hewan yang ini.


Saat akan dilakukan penyuntikan anestesi dan penyedotan air seni pra operasi, tampak Ntong tersengal-sengal nafasnya, maka dilakukan tindakan pemberian nafas buatan, tapi usaha itu tak berhasil karena Nyong sudah dinyatakan tak bernyawa lagi.

Tangispun pecah, berusaha tetap sadar dengan mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, segala sesuatu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.


Kembali sadar dan sewaras-warasnya, sebab dulunyapun aku tak memiliki Ntong, tak menciptakannya, Allah memberikan padaku, kemudian jika Allah mengambilnya lagi, apakah aku akan meraung-raung tak ikhlas?


Dan, aku mengembalikan semua kepada-Nya.


(Bersambung)

Comments