Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Tepi Barat Menangis: Pengusiran Paksa Mengoyak Kemanusiaan

Gambar
Ilustrasi pengusiran paksa penduduk (Pic: Meta AI) Pengusiran paksa warga Palestina di Tepi Barat adalah tragedi kemanusiaan yang memperlihatkan kegagalan penegakan hukum internasional dan perlindungan hak asasi manusia Pengusiran paksa warga Palestina di wilayah Tepi Barat kembali menjadi sorotan dunia pada tanggal 31 Mei 2025.  Peristiwa ini menunjukkan eskalasi ketegangan yang terus berlangsung di kawasan tersebut, yang bukan hanya menjadi masalah politik dan keamanan, tetapi juga kemanusiaan dan hak asasi manusia. Babak Kelam Konflik Berkepanjangan Pengusiran paksa melibatkan pemindahan paksa sejumlah keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka untuk memberi ruang bagi perluasan pemukiman warga Yahudi.  Pemukiman ini dianggap ilegal menurut hukum internasional, khususnya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2334, yang menegaskan bahwa pembangunan pemukiman di wilayah pendudukan Palestina melanggar hukum internasional. Akibat pengusiran ini, ribuan warga Palestina kehilangan te...

MALAM SASTRA VISUAL SATUPENA JAWA TIMUR

Gambar
Anda dapat menghadiri acara Malam Sastra Visual yang menampilkan baca puisi oleh Penyair MAD BERLIN dan sahabat Penyair SATUPENA JAWA TIMUR. Acara ini juga akan dimeriahkan oleh diskusi tentang Legenda Sastra Visual Nara Sumber Profesor Dr. Djuli Djatiprambudi M.sn.dan moderator oleh Yani Andoko. Berikut adalah detail acara: - Tanggal: Sabtu, 31 Mei 2025 - Waktu: 18.00 WIB - Lokasi: Galeri Raos, Jalan Panglima Sudirman 6, Ngaglik, Kota Batu Acara ini diselenggarakan oleh SATUPENA JAWA TIMUR dan merupakan bagian dari Wisata Sastra Budaya. Dengan menghadiri acara ini, Anda dapat menikmati keindahan bahasa dan kata-kata yang digunakan oleh penyair-penyair Jawa Timur. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung penampilan Penyair MAD BERLIN dan sahabat Penyair SATUPENA JAWA TIMUR! Kota Batu Wisata Sastra Budaya 31 Mei 2025 Akaha Taufan Aminudin  SATUPENA JAWA TIMUR

Senyum Amerika, Luka Palestina: Gencatan Senjata atau Strategi Penundaan Genosida?

Gambar
Ilustrasi kelaparan dan kematian di Gaza, Palestina (Pic: Meta AI) Dalam hukum internasional, prinsip  jus cogens  dan  hak menentukan nasib sendiri  (self-determination) seharusnya menjadi pijakan Sejak eskalasi konflik bersenjata antara Hamas dan Israel kembali mencuat pada tahun 2023 hingga 2025, banyak tawaran gencatan senjata diajukan, terutama oleh Amerika Serikat. Namun, sebagian besar tawaran tersebut justru menuai penolakan dari Hamas.  Penolakan ini sering diberitakan secara sepihak sebagai bentuk kebengisan atau kekerasan semata.  Padahal, jika ditelusuri secara objektif, alasan penolakan itu erat kaitannya dengan ketimpangan isi perjanjian dan tidak terselesaikannya akar konflik. Isi Usulan Gencatan Senjata yang Timpang Mayoritas perjanjian gencatan senjata yang diajukan, terutama oleh AS dan sekutunya, fokus pada: • Penghentian roket Hamas, • Pembebasan sandera Israel, • Pengawasan ketat terhadap lalu lintas barang ke Gaza, • Penempatan...

Kehancuran Tanpa Bom: Studi Kasus Iran dan Strategi Perang Asimetris Abad 21

Gambar
Ilustrasi pemimpin Iran Ayatullah Khameini (Pic:Meta AI) Tanpa diserang secara fisik pun, negara bisa runtuh jika tidak segera memperkuat kembali semangat dan identitas bangsanya Dalam sejarah geopolitik modern, kehancuran sebuah negara tidak lagi selalu membutuhkan invasi militer.  Serangan kini lebih sering dilakukan melalui strategi perang asimetris—perpaduan antara tekanan ekonomi, sabotase informasi, disinformasi budaya, serta pelemahan moral bangsa dari dalam. Iran, negara dengan sejarah peradaban kuno dan kekuatan regional di Timur Tengah, kini menjadi salah satu contoh nyata dari bentuk peperangan modern ini.  Protes yang meluas di berbagai sektor pada tahun 2025 menandakan adanya krisis multidimensi yang menimpa negeri tersebut.  Lantas, apakah kehancuran Iran sedang dirancang bukan dengan misil, tapi dengan strategi sunyi? Konsep Dasar Perang Asimetris Perang asimetris adalah strategi ketika satu pihak yang memiliki kelemahan dalam kekuatan konvensional memilih ...