Serangan Israel: Memburu Hamas atau Tanah Palestina?

Ilustrasi tentara pendudukan (Pic: Meta AI)


Dukungan internasional, terutama Amerika Serikat, memberikan Israel kebebasan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza



Krisis yang terus berlangsung antara Israel dan Palestina merupakan salah satu konflik paling rumit dalam sejarah dunia modern. 


Seiring berjalannya waktu, serangan-serangan Israel terhadap Gaza telah meningkat, sering kali mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil. 


Salah satu insiden terbaru adalah serangan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil di Gaza pada Mei 2025. 


Serangan udara Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 80 orang, termasuk 22 anak-anak, dengan kerusakan signifikan di Jabalia dan dekat Rumah Sakit Eropa di Khan Younis. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 90% penduduk kini menghadapi krisis air, dengan lebih dari 25% sampel air tercemar (theguardian.com, 14/05/2025).


Tindakan keras ini memunculkan pertanyaan: apakah ambisi teritorial Israel menjadi pendorong utama di balik eskalasi kekerasan yang terus berlanjut? 


Sebagai bagian dari upaya mempertahankan wilayah yang mereka klaim, tindakan tersebut kian menunjukkan adanya keengganan Israel untuk menerima solusi dua negara yang adil bagi Palestina. 


Dalam tulisan kali ini, saya akan membahas tentang faktor-faktor yang mendasari tindakan Israel, dampaknya terhadap warga Palestina, serta implikasi global dari kebijakan ini.



Ambisi Teritorial dan Penolakan terhadap Solusi Dua Negara


Ambisi Israel untuk menguasai seluruh wilayah Yerusalem dan memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat sering kali bertentangan dengan keinginan Palestina untuk memiliki negara merdeka yang mencakup Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. 


Ketegangan ini semakin terlihat jelas setelah perjanjian Abraham Accords, yang mengarah pada normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab, namun mengabaikan Palestina. 


Dalam konteks ini, kebijakan Israel terhadap Gaza dapat dilihat sebagai langkah strategis untuk mempertahankan kontrol atas wilayah yang dianggap sangat penting bagi negara mereka. 


Serangan-serangan terhadap Gaza, yang menyebabkan banyak korban sipil, menjadi salah satu taktik untuk memadamkan perlawanan dari kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas, yang menentang pendudukan Israel.



Retorika dan Propaganda Israel


Israel sering menggunakan narasi yang menggambarkan tindakan mereka sebagai bentuk pertahanan diri terhadap ancaman terorisme. 


Serangan udara dan pemboman terhadap Gaza sering kali dibenarkan dengan alasan keamanan, mengklaim bahwa mereka bertindak untuk melawan militan yang mengancam negara mereka. 


Namun, tak jarang serangan ini juga menargetkan warga sipil, yang jelas melanggar hukum internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia. 


Tindakan ini memperburuk hubungan internasional Israel dengan negara-negara yang mendukung Palestina, sekaligus memperburuk ketegangan regional.



Pengaruh Dukungan Internasional terhadap Israel


Dukungan kuat dari Amerika Serikat kepada Israel menjadi faktor penting yang memperkuat posisi Israel dalam menghadapi tekanan internasional terkait kebijakan mereka terhadap Palestina. 


AS sering kali memberikan bantuan militer dan politik yang tak terbatas kepada Israel, sehingga memberikan kebebasan lebih besar bagi negara tersebut untuk melanjutkan kebijakan yang merugikan warga Palestina. 


Di sisi lain, Palestina sering kali menghadapi hambatan dalam memperoleh dukungan yang setara dari negara-negara besar.



Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Implikasi Global


Serangan-serangan Israel di Gaza semakin memperburuk situasi kemanusiaan, dengan ribuan warga sipil menjadi korban. 


Keberlanjutan kekerasan ini menambah penderitaan rakyat Palestina, yang sudah lama menghadapi pendudukan dan pembatasan yang sangat ketat. 


Di mata komunitas internasional, tindakan ini semakin menjauhkan Israel dari tujuan perdamaian yang diharapkan oleh banyak pihak, termasuk negara-negara Arab dan dunia internasional yang mendukung solusi dua negara. 


Negara-negara besar yang lebih mendukung Israel sering kali diam atau hanya memberikan kecaman terbatas terhadap kebijakan Israel, sementara penderitaan rakyat Palestina terus berlanjut.



Serangan Israel terhadap Gaza yang menyebabkan jatuhnya banyak korban sipil menegaskan bahwa ambisi teritorial Israel, yang berfokus pada perluasan wilayah dan kontrol atas Yerusalem, telah menggagalkan peluang untuk mencapai perdamaian yang sejati. 


Sementara itu, dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat, memberikan Israel kebebasan untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan yang semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. 


Tanpa adanya tekanan internasional yang efektif untuk menghentikan tindakan ini, konflik ini kemungkinan besar akan terus berlarut, dan solusi dua negara semakin sulit untuk dicapai.







Referensi

  • B’Tselem. (2021). Israel’s policy of targeted killing in Gaza. Retrieved from https://www.btselem.org/targeted_killing
  • United Nations Human Rights Council. (2025). Israel’s violations of international law in Gaza. Geneva: United Nations.
  • Qumsiyeh, M. (2022). Popular Resistance in Palestine: A History of Hope and Empowerment. Pluto Press.
  • The New York Times. (2025). Israel’s latest military campaign in Gaza: The aftermath and implications. Retrieved from https://www.nytimes.com/2025/05/14/world/middleeast/israel-gaza-conflict.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?