Keadilan Palsu di Balik Iris Mata: Kritik atas Janji World coin

Ilustrasi mata dan koin digital (Pic: Meta AI)


Teknologi bukan musuh. Tapi teknologi tanpa etika dan pengawasan demokratis adalah ancaman



Di era teknologi yang terus melaju, janji keadilan global dan inklusi keuangan sering kali terdengar manis. 


Salah satunya datang dari proyek Worldcoin, gagasan besar dari Sam Altman—tokoh di balik OpenAI. 


Worldcoin menjanjikan sistem identitas digital global yang adil melalui pemindaian iris mata dan pemberian token kripto. 


Namun, di balik narasi futuristik dan idealistiknya, tersimpan potensi bahaya yang tidak bisa dianggap remeh.



Narasi Keadilan yang Dipertanyakan


Worldcoin menyebut sistemnya “adil” karena memungkinkan setiap manusia memiliki satu identitas digital unik yang tidak bisa dipalsukan. 


Dengan alat pemindai bernama Orb, warga dari berbagai negara, termasuk di kawasan Asia dan Afrika, diminta menyerahkan data biometrik iris mata. 


Sebagai gantinya, mereka akan menerima token WLD, sebuah mata uang kripto yang dijanjikan dapat dipakai dalam berbagai layanan digital di masa depan.


Namun, bagaimana mungkin sebuah sistem disebut adil jika:

Akses terhadap teknologi dan edukasi tentang apa yang sebenarnya terjadi sangat timpang,

Distribusi nilai token tidak sebanding antara warga biasa dan investor awal,

Dan yang paling penting: aset biologis paling pribadi (iris mata) diperlakukan seperti komoditas.



Inklusi atau Eksploitasi?


Yang terjadi bukanlah pemerataan keuangan, tapi sebuah pertukaran tak seimbang: data biometrik permanen dibarter dengan iming-iming uang cepat.


Sekilas, ini mirip dengan narasi “Universal Basic Income” (UBI), tapi kenyataannya lebih menyerupai barter di bawah tekanan—khususnya bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan struktural. 


Di beberapa negara berkembang, masyarakat rela mengantre demi ratusan ribu rupiah, tanpa memahami apa yang terjadi pada data mereka.


Sementara itu, siapa yang mengatur sistem? Siapa yang memiliki kontrol atas database biometrik global ini? Tidak ada lembaga netral atau transparansi penuh yang menjamin keamanan dan etika proyek ini.



Tatanan Dunia Baru: Identitas = Kendali


Jika dilihat secara geopolitik dan historis, proyek ini tidak jauh berbeda dari bentuk kolonialisme digital: mengambil aset paling pribadi dari masyarakat rentan dengan iming-iming modernitas.


Paralelnya bisa kita lihat pada sistem identifikasi warga Palestina oleh Israel menggunakan teknologi dari perusahaan big tech, di mana data dan pengawasan digunakan untuk kepentingan kontrol dan segregasi.



Jangan Tertipu Futurisme


Teknologi bukan musuh. Tapi teknologi tanpa etika dan pengawasan demokratis adalah ancaman. 


Janji keadilan tidak bisa hanya diukur dari jumlah token yang dibagikan, tetapi dari siapa yang mengontrol sistem, bagaimana data digunakan, dan apakah masyarakat diberi kuasa untuk menolak atau memahami.



Worldcoin bukan sekadar proyek kripto. Ia adalah proyek kekuasaan.


Dan setiap warga dunia, terutama dari negara berkembang, berhak bertanya dan berhak menolak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?