Suara yang Dibungkam, Dunia yang Tuli
![]() |
Ilustrasi perjuangan jurnalis cacat akibat perang (Pic: Meta AI) |
Kekerasan terhadap jurnalis di Gaza merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia
Sejak dimulainya ofensif militer Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, jurnalis Palestina menghadapi ancaman serius terhadap keselamatan dan kebebasan mereka.
Hingga 29 Mei 2025, setidaknya 221 jurnalis telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza. Kondisi ini menjadikan Gaza sebagai wilayah paling berbahaya di dunia untuk profesi jurnalis.
Profil Jurnalis yang Gugur
1. Yahya Sobeih
Seorang jurnalis independen yang dikenal karena liputan mendalamnya tentang kehidupan sehari-hari di Gaza.
Ia tewas dalam serangan udara Israel pada 7 Mei 2025, hanya beberapa jam setelah merayakan kelahiran putrinya.
2. Duaa Sharaf
Penyiar radio Radio Al-Aqsa yang tewas bersama putrinya dalam serangan udara Israel pada 26 Oktober 2023.
Kematian mereka menjadi simbol bahaya yang dihadapi jurnalis di zona konflik.
3. Hossam Shabat
Reporter Al Jazeera Mubasher yang tewas dalam serangan udara Israel pada 24 Maret 2025.
Sebelumnya, ia dituduh tanpa bukti oleh militer Israel sebagai anggota kelompok militan.
4. Hassan Eslayeh
Fotojurnalis yang bekerja untuk CNN dan Associated Press.
Ia tewas dalam serangan drone Israel saat dirawat di rumah sakit Nasser pada 13 Mei 2025.
5. Fatima Hassouna
Fotojurnalis yang dokumentasinya tentang dampak perang di Gaza diakui secara internasional.
Ia tewas bersama sepuluh anggota keluarganya dalam serangan udara Israel pada 16 April 2025.
Profil Jurnalis yang Cacat akibat perang
Berikut adalah beberapa jurnalis dan fotografer Palestina yang mengalami cacat fisik akibat konflik di Gaza namun tetap melanjutkan pekerjaan mereka:
1. Hazem Salman
Seorang jurnalis dari Rafah yang kehilangan anggota tubuh akibat serangan.
Meskipun mengalami amputasi, ia tetap berdedikasi untuk mengungkap dan membagikan kebenaran tentang kehidupan di Gaza yang dilanda perang.
2. Hazem Suleiman
Seorang fotografer dan anggota tim para-sepeda Gaza Sunbirds.
Setelah kehilangan kakinya dalam protes tahun 2018, ia terus mendokumentasikan kehidupan di Gaza melalui media sosial dan tetap berlatih bersepeda meskipun menghadapi tantangan besar.
3. Osama Silwadi
Seorang fotografer dan dokumentalis warisan budaya Palestina yang mengalami kelumpuhan akibat peluru nyasar pada tahun 2006.
Meskipun menggunakan kursi roda, ia tetap aktif dalam mendokumentasikan budaya dan sejarah Palestina.
4. Wael al-Dahdouh
Kepala biro Al Jazeera di Gaza yang kehilangan anggota keluarganya dalam serangan udara Israel.
Meskipun mengalami kehilangan pribadi yang besar, ia terus melaporkan situasi di Gaza, menunjukkan ketahanan dan dedikasi terhadap pekerjaannya.
5. Sami Shehadeh
Sami Shehadeh, jurnalis dari TRT, mengalami luka parah dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.
Akibat serangan tersebut, ia harus menjalani amputasi kaki.
6. Alaa Al-Daly
Alaa Al-Daly, seorang pesepeda profesional Palestina, kehilangan kakinya akibat tembakan oleh pasukan Israel di Gaza City.
Meskipun bukan jurnalis, kisahnya sering diliput media karena semangatnya yang tak tergoyahkan.
Mereka menunjukkan ketabahan dan dedikasi luar biasa dalam menghadapi tantangan fisik dan emosional, tetap melanjutkan pekerjaan mereka untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia.
Para jurnalis ini menunjukkan keberanian dan ketekunan luar biasa dalam menghadapi tantangan fisik dan emosional akibat konflik, tetap berkomitmen untuk menyampaikan kebenaran dari lapangan.
Analisis
Pembunuhan jurnalis di Gaza menunjukkan pola sistematis yang mengarah pada upaya membungkam suara independen dan menghalangi pelaporan objektif dari wilayah konflik.
Organisasi seperti Reporters Without Borders dan UNESCO telah mengutuk tindakan ini dan menekankan pentingnya perlindungan bagi jurnalis.
Selain ancaman fisik, jurnalis di Gaza juga menghadapi kondisi kerja yang ekstrem, termasuk kekurangan makanan, air, listrik, dan obat-obatan.
Mereka tetap melaporkan situasi di lapangan meskipun menghadapi risiko tinggi terhadap keselamatan mereka.
Kekerasan terhadap jurnalis di Gaza merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia.
Komunitas internasional harus mengambil langkah konkret untuk melindungi jurnalis dan memastikan akuntabilitas bagi pelaku kekerasan.
Tanpa tindakan tegas, suara kebenaran akan terus dibungkam, dan masyarakat dunia akan kehilangan akses terhadap informasi yang objektif dari wilayah konflik.
Referensi
• HuffPost España. (2025, May 29). Ya son 221 los periodistas asesinados durante ofensiva israelà en Franja de Gaza. https://www.huffingtonpost.es/global/ya-son-221-periodistas-asesinados-ofensiva-israeli-franja-gazabr.html
• Wikipedia contributors. (2025, May 7). Yahya Sobeih. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Yahya_Sobeih
• Wikipedia contributors. (2025, October 26). Duaa Sharaf. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Duaa_Sharaf
• Wikipedia contributors. (2025, March 24). Hossam Shabat. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Hossam_Shabat
• Wikipedia contributors. (2025, May 13). Hassan Eslayeh. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Hassan_Eslaiah
• Wikipedia contributors. (2025, April 16). Fatima Hassouna. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Fatima_Hassouna
• Al Jazeera. (2024, April 12). Journalist loses foot after being badly wounded in Israeli attack in Gaza. https://www.aljazeera.com/news/2024/4/12/journalist-loses-foot-after-being-badly-wounded-in-israeli-attack-in-gaza
• CGTN. (2025, May 16). Israel-Palestine Conflict: Palestinian journalist remains on front lines after attack and amputation. https://news.cgtn.com/news/2025-05-16/VHJhbnNjcmlwdDg0NDYy/index.html
• Al Jazeera. (2019, March 31). Israel is trying to maim Gaza Palestinians into silence. https://www.aljazeera.com/opinions/2019/3/31/israel-is-trying-to-maim-gaza-palestinians-into-silence
Komentar
Posting Komentar