Dosa Bernama Toleransi Buta – Saat Cinta Menjadi Senjata Terlarang Bagi Orang Waras

Dosa bernama toleransi buta (Pic: Meta AI)


Orang waras adalah cahaya kecil yang masih menyala di lorong gelap dunia yang sedang kehilangan akalnya



Dulu, toleransi berarti saling menghargai dalam perbedaan, bukan memaksa untuk menerima semua hal.


Namun kini, konsep ini dirombak total. Toleransi telah menjadi:

• Alat pembungkam bagi siapa pun yang masih punya prinsip

• Topeng palsu untuk menyebarkan ideologi ekstrem dengan nama cinta

• Kebebasan selektif: kau boleh bicara asalkan setuju


Jika anda berkata, “Maaf, saya tidak setuju dengan hubungan sejenis,” maka anda dianggap penuh kebencian.


Padahal anda tidak menyerang, anda hanya tidak ingin dipaksa menyetujui.



Cinta yang Disulap Menjadi Dosa


Agenda global menyamar menjadi jargon cinta: “Love is love.”


Tapi ternyata cinta yang mereka maksud adalah:

• Cinta yang menghapus batas benar-salah

• Cinta yang tidak lagi bersandar pada fitrah

• Cinta yang menolak Tuhan sebagai rambu


Orang waras yang masih percaya bahwa cinta itu punya aturan dan pertanggungjawaban, malah dianggap biang keributan.


Padahal orang itu justru yang paling murni cintanya: Cinta yang berani menegur, bukan cinta yang membiarkan karam.



Ketika Orang Waras Harus Bersembunyi


Kita memasuki zaman di mana orang yang menjaga harga diri, kesucian, dan iman justru harus sembunyi-sembunyi.


Kenapa? Karena mereka diburu label:

• Fanatik

• Konservatif

• Ekstremis

• Radikal


Sementara yang terang-terangan mendukung penyimpangan, pornografi, dan dekadensi moral, justru disorot, disanjung, dan diberi panggung.


Dunia sudah jungkir balik, dan itu bukan kiasan.



Tuhan Dijadikan “Ornamen”


Agar agenda diterima lintas agama, banyak yang menjadikan Tuhan sekadar hiasan retoris.


Banyak institusi spiritual kini berubah jadi:

• Tempat ibadah tanpa ibadah

• Rumah doa tanpa perintah

• Agama tanpa larangan


Semua dibungkus dengan istilah: “Agama damai, tidak menghakimi, semua berhak atas cinta.”


Padahal yang berkata itu bukan malaikat, tapi agenda yang ingin semua orang diam terhadap penyimpangan.



Manusia Baru: Netral Gender, Netral Moral, Netral Surga


Agenda global kini tengah membentuk manusia baru, yaitu:

• Tidak berjenis kelamin tetap

• Tidak punya akar budaya

• Tidak punya konsep dosa

• Tidak punya ketakutan terhadap Tuhan


Manusia baru ini mudah diatur, sebab ia tidak punya pijakan.Ia hanya mengikuti apa yang sedang trending. Ia tidak percaya surga-neraka, sebab ia diajarkan bahwa semua akan baik-baik saja asalkan tidak menghakimi orang lain.



Toleransi Buta = Teror Bisu


Toleransi sejatinya memuliakan hidup berdampingan, tapi toleransi buta adalah bentuk baru dari teror.


• Ia memaksa anda diam terhadap kebatilan

• Ia membungkam suara nurani dengan istilah “hate speech”

• Ia menyerang dengan pelukan dan senyum, bukan pedang


Dan dalam sejarah, yang paling sulit dilawan bukanlah musuh bersenjata, tapi musuh yang menyamar jadi teman.



Menjadi Waras di Tengah Dunia yang Gila


Orang waras mungkin dibilang kuno.

Dituduh konservatif.

Dianggap pengganggu keharmonisan.


Tapi sebenarnya, orang waras adalah cahaya kecil yang masih menyala di lorong gelap dunia yang sedang kehilangan akalnya.


Tugas orang waras bukan membakar dunia, tapi cukup menjaga lilinnya tetap hidup.


Karena ketika badai datang, hanya mereka yang masih menyimpan cahaya yang bisa menuntun jalan pulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?