Gaza Humanitarian Foundation – Bantuan atau Alat Politik?

Ilustrasi Gaza Humanitarian Foundation ( Pic: Meta AI)


Penolakan dari PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya menunjukkan bahwa GHF mungkin lebih berfokus pada agenda politik daripada kebutuhan mendesak warga Gaza



Gagasan pembentukan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) oleh Amerika Serikat dengan dukungan Israel memang memicu kontroversi besar, terutama karena dikelola oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam konflik.


GHF berpotensi menjadi bentuk “imperial humanitarianism”—yaitu bantuan kemanusiaan yang disusupi misi politik, kontrol ideologis, bahkan rekayasa sosial. 



Latar Belakang GHF


Gaza Humanitarian Foundation (GHF) adalah inisiatif yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, dibentuk untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. 


GHF berencana memulai operasinya pada akhir Mei 2025, dengan dukungan lebih dari $100 juta dan bekerja sama dengan perusahaan logistik dan keamanan AS. Tujuan utamanya adalah mendistribusikan bantuan kepada warga sipil Gaza melalui situs distribusi yang aman.  



Kritik dan Penolakan dari PBB


PBB menolak berkolaborasi dengan GHF, dengan alasan bahwa rencana tersebut:

Kehilangan netralitas dan independensi.

Mempromosikan pemindahan paksa penduduk.

Membatasi jangkauan geografis bantuan.

Memperpolitiki bantuan kemanusiaan.


Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, bahkan menyatakan bahwa skema ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang karena memfasilitasi pemindahan paksa.  



Kontroversi GHF


Gagasan pembentukan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) oleh Amerika Serikat dengan dukungan Israel memang memicu kontroversi besar, terutama karena:


1. Potensi Politisasi Bantuan


GHF dikelola oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan langsung dalam konflik. AS dan Israel berperan besar dalam dinamika politik dan militer di Gaza. 


Jika mereka menjadi pengelola bantuan, ada risiko bahwa:

• Bantuan disalurkan hanya kepada warga yang sesuai dengan agenda politik mereka.

• Wilayah tertentu yang dianggap “pro-Hamas” dibiarkan menderita tanpa bantuan.

• Bantuan digunakan sebagai alat tekanan agar warga tunduk pada syarat politik tertentu.


2. “Screening” ala Imperialisme


Dengan dalih mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas, bisa saja GHF menerapkan skema seperti:


• Mengharuskan warga Gaza mengungsi ke negara lain untuk menerima bantuan (bentuk pengusiran halus).


• Meminta kesetiaan politik kepada otoritas alternatif selain pemerintah Gaza.


• Memasukkan program-program ‘rekonstruksi’ yang justru membuka jalan bagi perusahaan atau pasukan Israel-AS untuk menduduki secara ekonomi dan sosial.



3. Penolakan PBB = Sinyal Bahaya


PBB, yang biasanya mencoba tetap netral, menolak ikut serta dalam GHF. Ini tanda jelas bahwa badan internasional pun mencium bau politisasi dan potensi pelanggaran prinsip kemanusiaan.



Contoh Historis sebagai Cermin:


• Bantuan AS di Irak dan Afghanistan: seringkali dikondisikan untuk mendukung sistem politik bentukan AS.

•  Campur tangan di Amerika Latin: bantuan dijadikan alat pengaruh dan tekanan agar negara-negara tersebut mendukung kebijakan luar negeri AS.



Potensi Politisasi dan Agenda Tersembunyi


GHF dikritik karena:


Menggunakan perusahaan keamanan swasta AS untuk mendistribusikan bantuan, yang dapat mengaburkan garis antara bantuan kemanusiaan dan operasi militer.


Membatasi distribusi bantuan hanya ke lokasi tertentu, yang dapat memaksa warga Gaza untuk berpindah tempat, berpotensi sebagai bentuk pemindahan paksa.


Menggantikan peran PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya yang telah lama beroperasi di Gaza, dengan alasan mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas, meskipun sebagian besar bantuan sebelumnya mencapai warga sipil.   



Dampak Terhadap Warga Gaza


Situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatinkan:

• Lebih dari dua juta orang menghadapi krisis kemanusiaan akibat blokade total oleh Israel sejak Maret 2025.

•  Hanya sejumlah kecil truk bantuan yang diizinkan masuk, jauh dari kebutuhan harian.

•.  Organisasi seperti Oxfam menyebut bantuan yang diizinkan sebagai “setetes air di lautan kebutuhan”.




GHF, meskipun diklaim sebagai solusi untuk krisis kemanusiaan di Gaza, menghadapi kritik luas karena potensi politisasi bantuan dan pelanggaran prinsip-prinsip kemanusiaan. 


GHF berpotensi menjadi bentuk “imperial humanitarianism”—yaitu bantuan kemanusiaan yang disusupi misi politik, kontrol ideologis, bahkan rekayasa sosial. 


Penolakan dari PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya menunjukkan bahwa pendekatan ini mungkin lebih berfokus pada agenda politik daripada kebutuhan mendesak warga Gaza.








Referensi

1. Al Jazeera. (2025, May 20). What is the Gaza Humanitarian Foundation and why has it been criticised?https://www.aljazeera.com/news/2025/5/20/what-is-the-gaza-humanitarian-foundation-and-why-has-it-been-criticised

2. Financial Times. (2025, May 20). UN agency warns US-backed Gaza aid plan could be a war crime. https://www.ft.com/content/8f080842-1d45-4c37-8612-bc6e3c7967b1

3. PassBlue. (2025, May 12). Weaponizing Aid: New Plan Calls for Private Contractors to Take Over From UN in Gaza. https://www.passblue.com/2025/05/12/weaponizing-aid-new-plan-calls-for-private-contractors-to-take-over-from-un-in-gaza/

4. Reuters. (2025, May 20). New US-backed Gaza aid plan: Why UN doesn’t like it. https://www.reuters.com/world/middle-east/new-us-backed-gaza-aid-plan-why-un-doesnt-like-it-2025-05-20/

5. The Guardian. (2025, May 20). Tuesday briefing: What Israel’s new aid response of basic food will – and won’t – deliver. https://www.theguardian.com/world/2025/may/20/tuesday-briefing-what-israels-new-aid-response-of-basic-food-will-and-wont-deliver

6. El País. (2025, May 20). La ayuda que Israel permitirá entrar en Gaza: una gota de agua en un océano de necesidad. https://elpais.com/internacional/2025-05-20/la-ayuda-que-israel-permitira-entrar-en-gaza-una-gota-de-agua-en-un-oceano-de-necesidad.html

7. AP News. (2025, May 20). US, Israel create new aid plan for Gaza, but UN won’t take part. https://apnews.com/article/8e82698ba2f5a8aa396b71456a10b8ab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?