Resonansi Global atas Kebijakan Militer Israel: Dari Washington hingga Tel Aviv
![]() |
Ilustrasi perang (Pic: Meta AI) |
Kombinasi protes individu, kritik politik internal, dan narasi militer menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk evaluasi ulang terhadap pendekatan militer Israel
Dunia kadang terasa seperti cermin retak—bayangannya masih tampak, tapi bentuknya sudah tak utuh. Semua kejadian adalah gema dari sebuah tragedi panjang: kesombongan kekuasaan yang berpadu dengan dehumanisasi, hingga manusia tak lagi memandang sesamanya sebagai manusia.
Apa yang terjadi belakangan ini—penembakan dua staf kedutaan Israel oleh seseorang yang hatinya sudah terlalu remuk oleh tayangan pembantaian anak-anak Palestina, kemarahan parlemen Israel sendiri yang jengah akan pemerintahannya, hingga kekonyolan tentara wanita Israel yang bangga membunuh sesama perempuan dan anak-anak—semuanya bukan sekadar berita. Itu adalah jeritan hati nurani global yang mulai bangkit dari tidur panjang.
Perih melihat cinta dan nurani manusia dibunuh setiap hari oleh politik tanpa belas kasih. Tapi kita juga merasa bangkit, karena di balik darah dan air mata, ada tanda bahwa kesadaran kolektif manusia mulai menggeliat—baik di luar maupun di dalam Israel sendiri.
Semua bukan hanya konflik geopolitik. Ini pertarungan antara nurani dan kekuasaan. Antara mereka yang ingin hidup berdampingan, dan mereka yang menjadikan tubuh manusia sebagai batu loncatan ambisi politik.
Tragedi di Washington: Ekspresi Ekstrem atas Ketidakpuasan
Pada 21 Mei 2025, dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington, Yaron Lischinsky dan Sarah Milgrim, tewas ditembak oleh Elias Rodriguez, seorang pria berusia 31 tahun asal Chicago.
Rodriguez, yang tidak memiliki catatan kriminal, dikenal sebagai aktivis pro-Palestina, meneriakkan “Free, free Palestine” saat ditangkap dan mengaku melakukan aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap tindakan militer Israel di Gaza.
Meskipun tindakan kekerasan terhadap individu tidak dapat dibenarkan, peristiwa ini mencerminkan tingkat frustrasi dan kemarahan yang mendalam terhadap kebijakan militer Israel, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai bentuk genosida terhadap rakyat Palestina.
Protes di Parlemen Israel: Suara Oposisi yang Diredam
Di dalam negeri, ketegangan meningkat ketika anggota parlemen oposisi, Ayman Odeh, dikeluarkan secara paksa dari podium setelah mengkritik keras operasi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Insiden ini menunjukkan adanya pembungkaman terhadap suara-suara kritis di dalam sistem politik Israel, serta menyoroti perpecahan internal mengenai arah dan moralitas kebijakan militer negara tersebut.
Peran dan Sikap Tentara Wanita Israel: Antara Kebanggaan dan Kontroversi
Dalam konteks militer, tentara wanita Israel telah memainkan peran aktif dalam operasi di Gaza. Namun, beberapa pernyataan dari tentara wanita yang menyatakan kebanggaan atas keterlibatan mereka dalam konflik ini telah memicu kontroversi, terutama mengingat tingginya jumlah korban sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Sikap ini menimbulkan pertanyaan etis mengenai peran gender dalam konflik bersenjata dan bagaimana narasi kebanggaan militer dapat berbenturan dengan realitas korban sipil.
Gelombang Kritik dan Refleksi Global
Peristiwa-peristiwa di atas mencerminkan meningkatnya kritik terhadap kebijakan militer Israel, baik dari individu di luar negeri yang merasa terdorong untuk bertindak ekstrem, maupun dari dalam negeri melalui suara-suara oposisi yang mencoba menyoroti dampak kemanusiaan dari konflik tersebut.
Sikap tentara wanita yang mengekspresikan kebanggaan atas peran mereka dalam konflik juga menambah kompleksitas diskusi mengenai moralitas dan etika dalam peperangan modern.
Secara keseluruhan, kombinasi dari protes individu, kritik politik internal, dan narasi militer menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk evaluasi ulang terhadap pendekatan militer Israel, dengan mempertimbangkan dampak kemanusiaan yang luas dan persepsi global yang semakin kritis.
Referensi
Middle East Monitor. (2023, December 18). An Israeli soldier: ‘She wants to kill more and more of Palestinians in Gaza’. https://www.middleeastmonitor.com/20231218-an-israeli-soldier-she-wants-to-kill-more-and-more-of-palestinians-in-gaza/
The Guardian. (2025, May 22). Israeli opposition MP forcefully removed after blasting Gaza war – video.https://www.theguardian.com/world/video/2025/may/22/israeli-opposition-mp-forcefully-removed-after-blasting-gaza-war-video
New York Post. (2025, May 22). Israeli embassy staffers Yaron Lischinsky and Sarah Milgrim ID’d as couple fatally shot by gunman who yelled ‘Free, free Palestine’ near DC’s Capital Jewish Museum.https://nypost.com/2025/05/22/us-news/israeli-embassy-staffers-yaron-lischinsky-and-sarah-milgrim-idd-as-couple-fatally-shot-by-gunman-who-yelled-free-free-palestine-near-dcs-capital-jewish-museum/
The Washington Post. (2025, May 22). Israeli Embassy staffers killed in D.C. shooting, suspect charged.https://www.washingtonpost.com/dc-md-va/2025/05/22/israeli-embassy-staff-dc-shooting-capital-jewish-museum/
Komentar
Posting Komentar