PUISI: “Bekas Teh Kerajaan”

Bekas Teh Kerajaan (Pic: Meta AI)


Dunia hari ini adalah puing-puing

dari pesta kekuasaan dan kolonialisme



Di meja teh Ratu, dunia pernah dipetakan,

dengan sendok perak dan peta lusuh di tangan.

“Ini untukmu, Yahudi.”

“Ini untukmu, India.”

“Tunggu… Islam juga butuh tempat tinggal.”

Lalu, teh tumpah.

Dan darah pun menyatu di cangkir tanah.


Kashmir menangis,

karena dijadikan bonus saat pesta bubar.

Palestina tergeletak,

dijadikan mahar dalam perjanjian ganda yang busuk.

Israel berdiri tegap,

seperti pangeran tak diundang yang diberi istana.

Dan Inggris?

Sudah pulang. Sudah pensiun. Sudah minta maaf,

tanpa mau bayar ganti rugi satu pon pun.


Pakistan dan India, dua saudara yang diceraikan,

berantem karena ayahnya (penjajah) terlalu tergesa

membagi warisan sebelum tahu letak lemari.

Mereka saling tuduh,

sementara Inggris duduk manis di museum,

menatap peninggalan yang dicuri dari negeri-negeri luka.


Dunia hari ini adalah puing-puing

dari pesta kekuasaan dan kolonialisme.

Dan kami, anak-anak generasi baru,

harus membereskan piring kotor

yang tidak pernah kami pecahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?