Putus atau Pura-Pura Putus? Ketika Trump Tersinggung dan Netanyahu Kehilangan Teleponnya

Ilustrasi Benjamin Netanyahu dan Donald Trump (Pic: Meta AI)


Tindakan yang tampak drastis sering kali merupakan bagian dari permainan strategi yang lebih besar



Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel telah lama dianggap sebagai aliansi strategis yang kokoh. Namun, pada Mei 2025, dinamika ini mengalami guncangan ketika Presiden AS Donald Trump dilaporkan memutuskan komunikasi langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 


Keputusan ini diduga dipicu oleh kekhawatiran Trump bahwa Netanyahu mencoba memanipulasinya dalam konteks kebijakan Timur Tengah, khususnya terkait konflik di Gaza dan negosiasi dengan Iran. 


Langkah ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini merupakan pemutusan hubungan yang nyata atau sekadar strategi diplomatik untuk mencapai tujuan tertentu?



Trump Merasa Tidak Dihargai dan Dimanfaatkan


Menurut laporan dari Anadolu Agency, keputusan Trump untuk memutus komunikasi dengan Netanyahu berasal dari keyakinannya bahwa Netanyahu berusaha memanipulasi kebijakan AS demi kepentingan Israel. 


Sumber dari media Israel menyebutkan bahwa Trump merasa tidak dihargai dan dimanfaatkan oleh Netanyahu, terutama setelah pertemuan antara Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, dengan pejabat tinggi Partai Republik di Washington, yang dianggap Trump sebagai bentuk arogansi dan tidak membantu (midleeastmonitor.com, 09/05/2025).



Strategi Diplomatik atau Pemutusan Hubungan?


Meskipun demikian, beberapa analis berpendapat bahwa langkah Trump ini lebih merupakan strategi diplomatik daripada pemutusan hubungan yang sesungguhnya. 


Trump dikenal dengan pendekatan negosiasi yang keras dan sering menggunakan taktik “walkaway diplomacy” untuk menekan mitra negosiasinya (theguardian.com, 07/05/2025)


Dengan memutus komunikasi, Trump mungkin berusaha menekan Netanyahu agar lebih kooperatif dalam isu-isu seperti gencatan senjata di Gaza dan negosiasi nuklir dengan Iran. 


Selain itu, langkah ini juga dapat dilihat sebagai upaya Trump untuk memperkuat posisinya di Timur Tengah, terutama dalam menjalin hubungan dengan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi. 


Dengan menunjukkan bahwa AS tidak selalu berpihak pada Israel, Trump mungkin berharap dapat membangun kepercayaan dengan negara-negara lain di kawasan tersebut (jpost.com, 09/05/2025).



Keputusan Presiden Trump untuk memutus komunikasi dengan Perdana Menteri Netanyahu pada Mei 2025 mencerminkan kompleksitas hubungan diplomatik antara AS dan Israel. 


Meskipun tampak sebagai pemutusan hubungan, langkah ini kemungkinan besar adalah strategi negosiasi untuk menekan Israel agar lebih kooperatif dalam kebijakan regional. 


Situasi ini menunjukkan bahwa dalam diplomasi internasional, tindakan yang tampak drastis sering kali merupakan bagian dari permainan strategi yang lebih besar.






Referensi

Anadolu Agency. (2025, May 9). Trump cuts ties with Netanyahu over manipulation concerns: Report. Retrieved from https://www.aa.com.tr/en/americas/trump-cuts-ties-with-netanyahu-over-manipulation-concerns-report/3561726

The Guardian. (2025, May 6). How Trump’s walkaway diplomacy enabled Israel’s worst impulses. Retrieved from https://www.theguardian.com/us-news/2025/may/06/trump-diplomacy-israel-gaza-war

The Jerusalem Post. (2025, May 9). Donald Trump’s trip to the Gulf States leaves Israel questioning US ties. Retrieved from https://www.jpost.com/israel-news/article-853261

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?