Junta Militer Makin Menggila 80 Demonstran Tewas Lagi
Junta militer Myanmar (pic: tempo.co) |
Setelah melakuan kudeta pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi, Junta militer Tatmadaw (nama resmi junta) memberlakukan keadaan darurat selama setahun.
Alasan Tatmadaw mengudeta bahwa partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi mencurangi pemilu November 2020, disertai pemblokiran internet dan penerapan jam malam, berakibat kerusuhan yang membuat aparat mengerahkan tank hanya untuk membubarkan massa.
80 demonstran kembali tewas
Junta militer di Myanmar makin menggila, setelah menewaskan lebih dari 700 orang korban sipil, kini 80 demonstran kembali tewas setelah aparat menembaki mereka dengan senapan granat.
Tentang 700 korban sipil tewas dibantah oleh Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun pada Jumat (9/4/2021) mengatakan hanya 248 warga sipil dan 16 polisi yang tewas.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) meyakini sekitar 80 pengunjuk rasa yang terbunuh ditembak dari balik bayangan, kini jenazahnya ditumpuk di pagoda kota Bago.
Aliansi etnis bersenjata menyerang pos polisi
Banyak warga kota yang berlokasi sekitar 90 km dari Yangon pada Minggu (12/4/2021) terpaksa melarikan diri.
Sementara pos di Naungmon diserang oleh aliansi Tarakan Army, Pasukan Pembebasan Nasional Ta'ang, Aliansi Tentara Nasional Myanmar.
Aliansi etnis bersenjata menyerang pos polisi pada Sabtu (10/4/2021), dan membunuh setidaknya 10 penegak hukum.
Sumber: Myanmar Now, Sky News, kompas.com
Comments
Post a Comment