Tak Ada Soekarno, Hatta, dan KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia, Ada Apa?
Kamus sejarah Indonesia menuai kontroversi (pic: rumahbelajar.id) |
Nama-nama tokoh yang tidak jelas kontribusinya dalam proses pembentukan maupun pembangunan bangsa justru malah masuk entry khusus Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menuai kontroversi karena terdapat beberapa kejanggalan. Kejanggalan pertama terletak pada kamus jilid I yang memuat informasi atau istilah kesejarahan dalam kurun waktu 1900 hingga 1950, adalah tidak adanya keterangan terkait kiprah pendiri Nahdlatul Ulama Hasyim Asy'ari, padahal dikenal sebagai pahlawan nasional yang mendorong tercapainya kemerdekaan Indonesia. Kejanggalan kedua pada kamus jilid II yang memuat informasi kesejarahan dalam kurun waktu 1951-1988, yaitu tidak adanya nama Soekarno dan Mohammad Hattta dalam entry khusus meski masuk pada penjelasan di awal kamus. Anehnya justru nama-nama tokoh yang dinilai tidak jelas kontribusinya dalam proses pembentukan maupun pembangunan bangsa malah masuk entry khusus untuk diuraikan latar belakang personalnya. Bentuk pengkhianatan sejarah bangsa Untuk itu Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta Kemendikbud menarik sementara kamus tersebut, sebab banyaknya kejanggalan dalam kamus tersebut dapat menjadi disinformasi bahan ajar mata pelajaran sejarah serta berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik. Hal serupa juga disuarakan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini agar pemerintah mengklarifikasi dan menarik Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kemendikbud itu. Jazuli menilai jika naskah kamus disusun dan disebar dengan sengaja, maka hal itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap sejarah bangsa. Kemendikbud: bukan kesengajaan tapi kealpaan Terkait protes Kamus Sejarah Indonesia, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid menyatakan, dokumen buku Kamus Sejarah Indonesia yang beredar di masyarakat merupakan dokumen tidak resmi atau salinan lunak naskah (softcopy) yang masih perlu disempurnakan. Kemendikbud membantah mengesampingkan sejarah bangsa Indonesia karena selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia. Hilmar Farid memastikan bahwa hal tersebut bukanlah kesengajaan, namun kealpaan dari pihaknya, unuk itu Ia meminta maaf atas kesalahan teknis yang telah terjadi dan menjadi kontroversi. Kamus Sejarah Indonesia yang menjadi kontroversi menurut Hilmar sudah ditarik dari website Rumah Belajar untuk mendapat peninjauan ulang. Sumber: kompas.com
|
Comments
Post a Comment