Tak Bisa Mengakses Al-Quran, Oposisi Rusia Alexei Navalny Ngamuk!
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny (puc: france24.com) |
Sebelum mendalami Al-Quran, Navalny pernah mencemooh para imigran dari negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tengah yang berada di Rusia Masih ingat pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang diracun dengan racun saraf Novichok? Navalny dilarikan ke rumah sakit pada 20 Agustus 2020, setelah jatuh sakit akibat keracunan dalam penerbangan dari kota Tomsk di Siberia ke Moskwa, hingga penerbangan melakukan pendaratan darurat di Omsk. Tragisnya selang beberapa waktu kemudian, dokter yang merawatnya, Sergey Maximishin, meninggal tiba-tiba di unit perawatan intensif Rumah Sakit Gawat Darurat Nomor 1 Omsk, sama dengan tempat Navalny dirawat. Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin membantah terlibat, namun penyelidikan oleh CNN dan Bellingcat menemukan bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh agen agen mata-mata FSB Rusia. Duri Kremlin Sejak Februari tahun ini, setelah Alexei Navalny kembali ke Rusia dari perawatan di Jerman karena serangan racun mematikan, ia menjalani hukuman penjara selama 2,5 tahun atas tuduhan penggelapan. Pengacara Navalny dan sekutunya menuntut agar Navalny dipindahkan ke rumah sakit biasa, namun Kremlin menolak dengan mengatakan bahwa Navalny tidak berhak atas perlakuan khusus apa pun. Setelah hukumannya ditetapkan, Navalny mengumumkan aksi mogok makan demi menuntut perawatan medis yang memadai, tapi pihak berwenang mengancam akan memaksa memberinya makan. Selama hampir satu dekade Navalny telah menjadi duri di pihak Kremlin karena memimpin protes besar di seluruh Rusia, dan menyelidiki korupsi di antara para pejabat. Menuntut petugas penjara karena Al-Quran Dan pada Selasa kemarin (13/4/2021), Navalny menuntut petugas penjara karena menolak permintaannya untuk mengakses kitab suci umat Muslim, Al-Quran. Tuntutan dilayangkan satu hari setelah para pemimpin agama Islam mengkonfirmasi bulan puasa akan dimulai pada Selasa (13/4/2021) dan banyak Muslim di seluruh dunia memulai Ramadhan. Navalny mengambil tindakan hukum terhadap otoritas penjara karena menilai perilaku petugas penjara menyebalkan, sebab menggagalkan upayanya untuk memperbaiki diri selama di penjara, salah satunya adalah mendalami dan memahami Al-Quran. Dalam postingan Instagramnya, Navalny mengatakan pernah membaca Al-Quran sebelumnya, tetapi belum menginternalisasi prinsip intinya. Sebelum mendalami Al-Quran, Navalny pernah membuat komentar nasionalis dan mencemooh para imigran dari negara-negara mayoritas Muslim di Asia Tengah yang berada di Rusia. Sumber: Business Insider, Russian Life, AFP, CNN, kompas.com |
Comments
Post a Comment